Jombang Pusat Kerajaan

jombang pusat kerajaan
Candi Badut yang berlokasi di Malang Jawa Timur.(istimewa)

Namun dikemudian hari sawah itu oleh Kepala Desa di jual kepada Kepala Desa Kandal. Tahun 820 Saka bulan Crawana hari Minggu legi, Mawulu, tanggal 8 Paro gelap, atau tanggal 2 Juli 898 Masehi. Dang Hwan A (…) sa dari Hujung menetapkan kembali Sima sawah tersebut dan memberikan untuk dipakai lagi bagi kelangsungan pertapaan.

Bacaan Lainnya

Dengan demikian beberapa puluh tahun kemudian, Dang Hwan dari Hujung (orangnya sudah lain dari yang pertama) membeli kembali atau menebus dari Kepala Desa Kandal dan menetapkan lagi status sawah itu sebagai sawah perdikan untuk pertapaan. Karena nama sawah dan pertapaannya tidak disebutkan, disini diusulkan nama prasastinya adalah Prasasti Dang Hwan Hiwil.

Selain itu adalah Prasasti Ketanen, prasasti ini ditemukan di Desa Ketanen, Trawas, Mojokerto. di punggung patung Ganesa, dengan panjang 59 cm lebar 43,5 cm, dan tinggi 91 cm, berisi tentang pemujaan di Dharma Kabikuan (pertapaan), sayang bagian atas prasasti tidak bisa dibaca dengan jelas, penggalan yang ada hanya angka tahun yaitu 826 Saka (904 Masehi), sementara hari dan bulannya tidak jelas atau aus. Bagian lain yang terbaca adalah tulisan yang ada di bawah, tulisan ini memuat kutukan-kutukan bagi yang melanggar ketentuan dalam prasasti. Prasasti ini ditulis oleh Pu Prajna.

Serta satu lagi temuan prasasti yang membuktikan pemerintahan Raja Balitung berkuasa di Jawa Tengah hingga Jawa Timur adalah Prasasti Kinewu. Prasasti ini terbuat dari batu andesit yang tulisannya juga terpahat pada punggung arca Ganesa dan bersambung pada bagian lapiknya berangka tahun 829 Saka (12 Nopember 907 Masehi).

Isi prasasti ini adalah penjelasan raja Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung Sri Iswara Kesawa Samarottungga memberikan anugerah kepada Ratna (Kepala Desa) di Desa Kinewu berupa pembebasan pajak kepada para rama di Kinewu sehubungan mereka tidak sanggup menggarap sawah karena usianya yang telah semakin tua, prasasti ini kini tersimpan di Museum Blitar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *