Gatot Supriyadi Kembali Gelar Penguwatan Wawasan Kebangsaan di Era Society

wawasan kebangsaan
Susasana Seminar Wawasan Kebangsaan Gatot Supriyadi di Hotel Fatma Jombang. (wartajombang.com/fan)

WartaJombang.com — Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) H Gatot Supriyadi anggota DPRD Propinsi Jawa Timur menggelar Seminar Wawasan Kebangsaan di Hotel Fatma Jombang, pada Minggu (26/5/2022).

Hadir dalam Seminar tersebut kader, perwakilan pemuda milenial, pengurus Partai, tokoh guru, masyarakat umum, dan simpatisan se Kabupaten Jombang mengangkat tema “Penguwatan wawasan kebangsaan di era, Society”.

Bacaan Lainnya

Pembuka Seminar dilakukan oleh Febriana Medyawati Anggota DPRD Kota Mojokerto merupakan putri dari H Gatot Supriyadi anggota DPRD Propinsi jawa timur.
Kali ini sebagai moderator Yahya Dosen UNIPDU Jombang.

Sedangkan dua narasumber dari acara ini adalah Doni Anggun. S.sos Wakil Ketua DPRD Jombang, yang juga Sekretaris DPC PDI-P Jombang dan Bahana Bella Binanda (BBB) Wakil Ketua DPC PDI-P Jombang.

Dalam sambutanya, Febriana menegaskan penguatan nilai nilai kebangsaan harus dimulai dari diri sendiri dan ini bersifat wajib bagi para kader – kader PDI Perjuangan sebelum mensosialisasikan kepada masyarakat luas.dan itu menjadi tujuan partai.

“Sebagai kader partai PDI Perjuangan harus memegang teguh nilai – nilai wawasan kebangsaan Bangsa Indonesia. Sehingga apa yang menjadi cita – cita Bung Karno dapat terwujud,” tutur Febriana Medyawati.

“Saya juga mengapresiasi atas hadirnya generasi milenial diacara Seminar kali ini, karena generasi milenial merupakan generasi penerus yang akan memimpin bangsa Indonesia kedepan. Selain itu hadirnya guru juga sangat penting di Seminar ini, karena sebagai pendidik pasti akan menyampaikan kepada para, siswa-siswi nya tentang penting wawasan kebangsaan,” tegas Febriana.

“Sikap dan tingkah laku kita harus sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita – cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945,” tegasnya.

Sesi selanjutnya adalah pemateri pertama Doni Anggun yang menjelaskan tentang penguatan Wawasan kebangsaan di era society. Karena masyarakat sangat perlu diperkuat wawasan kebangsaannya dengan tujuan untuk membentengi masyarakat dari globalisasi dunia terutama munculnya gerakan inskonstitusi seperti Radikalisme dan khilafah, “tuturnya.

Sebagai narasumber kedua Bahana Bella Binanda menyampaikan dalam paparanya terkait pentingnya menjaga persatuan bangsa yang berlandaskan dari 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Untuk mengidentifikasi bahwa seseorang itu berideologi nasionalisme atau sudah terpapar dengan faham radikal bisa dilihat dari cara pandangnya, sifat dan sikapnya yang sudah tidak lagi berdasar pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,” jelas Bella.

Yahya moderator Seminar wawasan kebangsaan di podium sampaikan kisi kisi Seminar. Ketika dibuka sesi tanya jawab ada tiga penanya 1 satu dari warga, 1 dari guru dan 1 dari pemudi milenial.

Perwakilan masyarakat Aan Teguh Prihanto menanyakan Sikap anggota dewan dari PDIP terkait keberadaan WBS (Wonosalam Bording School) yang sampai saat ini belum ada tindakan terkait izin operasional.belum ada izin tp di lapangan mereka terus melakukan kegiatan baik pembangunan fisik maupun proses kegiatan belajar mengajar.

Dan ini harus di hentikan dari persyaratan atministrasi sudah melanggar apalagi kalau di lihat dari aliran anggaran dananya.dari jejak di gitalnya terindikasi dari kelompok yang berafiliasi gerakan Wahabi. Jombang pusatnya Nahdiyin jangan beri ruang untuk kelompok Wahabi tumbuh di Jombang.

Kemudian dari peserta Seminar guru yang mengkritisi apakah Seminar wawasan kebangsaan ini terus dilakukan atau hanya parsial, kemudian dari pemudi milenial yang menanyakan tentang sosialisasi wawasan kebangsaan khusus untuk kaum milenial di era society dan globalisasi saat ini.

Secara garis besar narasumber menjawab bahwa terkait WBS Wonosalam sudah ranahnya APH untuk melakukan penyelidikan itu dilakukan Polri. Untuk peneguhan wawasan kebangsaan di lingkungan masyarakat dan lingkungan pemuda pemudi milenial harus terus dilakukan sebagai benteng masuknya budaya asing akibat dari Five point Zero atau globalisasi dunia.(fan/aan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *