Telan Anggaran 416 Juta, Proyek Jembatan Desa Jombang Diduga Kurangi Spek

desa jombang
Kondisi Bangunan Jembatan Desa Jombang yang telan anggaran 416 juta. (wartajombang.com/aan)

WartaJombang.com — Proyek Jembatan Desa Jombang Kecamatan atau Kabupaten Jombang terindikasi pengurangan Spesifikasi Teknis pekerjaan. Dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang seharusnya sudah ditentukan Spesifikasi teknis pekerjaan, namun pada prateknya terdapat beberapa aitem yang dipasang tidak sama.

Proyek yang terdapat di Jalan Abdul Rahman Saleh Jombang tersebut dikerjakan menelan anggaran sebesar 416 juta dari tiga sumber anggaran yang direncanakan sebagai jembatan akses masuk Balai Desa Jombang yang rencana akan dibangun.

Bacaan Lainnya

Saat dikonfirmasi, Tim Pelaksana Pekerjaan Fajar Andika menjelaskan jika anggaran proyek jembatan tersebut bersumber dari tiga anggaran, yaitu Dua Anggaran dari Bantuan Khusus (BK) dan Anggaran cadangan Desa Jombang.

“Itu dari tiga anggaran, Dua dari BK satu dari Dana Cadangan. BK Beda sumber, satu dari Kabupaten kedua dari Propinsi. Dana cadangan dari desa yang belum pernah digunakan untuk keperuntukan untuk kantor,” jelas Fajar saat ditemui di Kantor Desa Jombang, Selasa (21/6/2022).

Fajar menambahkan jika dengan anggaran 416 juta tersebut sudah selesai dikerjakan, namun kedepanya masih ada penambahan pekerjaan lagi selebar dua meter.

“BK Pertama 150 juta, Kedua 75 Juta dan dana cadangan 191 juta jadi total anggaran 416 Juta. Untuk pondasi 159 juta dan yang lain 75 dan 191 juta. Sekarang masih lebar 4 meter nantinya kita tambah 2 meter lagi karena targetnya 6 meter,” tambahnya.

Saat ditanya, ada pembesian yang jenis dan ukuranya tidak sama, Fajar malah berbalik bertanya prosentasinya apakah sampai 50% dari besi yang dipasang. Padahal jelas terindikasi proyek jembatan tesebut telah mengurangi spesifikasi jenis dan ukuran besi.

Fajar Andika Tim Pelaksana Kegiatan saat dikonfirmasi di Kantor Desa Jombang. (wartajombang.com/aan)

Pasalnya dilokasi terlihat ada beberapa besi polos dipasang, yang seharusnya besi ulir. Sedangkan jarak pembesianya pun tidak sama dengan yang lain. Terlihat pula rangkaian besi begel beton penyangga tidak sama ukuranya. Sehingga terindikasi terdapat pengurangan spesifikasi teknis proyek tersebut untuk mendapatkan keuntungan lebih.

“Terkait besi polosnya, disitu kan masih kelihatanya, apakah ada 50 persennya? Berapa persennya? Pada saat pesannya kita besi ulir, setelah dipasang bukan ulir berarti tidak sesuai yang kita pesan,” pungkas Fajar.

Dari pantauan dilokasi proyek, tidak terdapat prasasti proyek seolah olah terkesan tidak terbuka kepada masyarakat luas, hanya terdapat bekas kayu papan proyek yang sudah rusak. (aan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *