WartaJombang.com — Sosok penampakan Genderuwo setubuhi seorang siswi SMK yang masih berseragam lengkap hingga lemes di tengah hutan.
Aksi bejat Genderuwo tersebut sempat dipergoki warga hingga terjadi perkelahian antara Genderuwo dengan beberapa warga tersebut.
Meski berhasil diselamatkan warga, Siswi SMK yang telah disetubuhi Genderuwo terlihat tak berdaya hingga harus di bopong warga keluar hutan.
Bahkan aksi persetubuhan Genderuwo tersebut berhasil di abadikan warga dalam bentuk video yang berdurasi 11:18 menit.
Hingga video tersebut viral di Facebook yang di unggah fanspage Tante Nuri berjudul “Siswi SMK di Stbuhi Genderuwo” dalam tiga hari saja video tersebut mendapatkan 43.989 like, 9.739 komentar dan 1.770 dibagikan saat dilihat pada, Sabtu (12/2/22) sekira pukul 10: 41 WIB dan masih terus bertambah.
Video tersebut meragakan seorang siswi SMK berseragam lengkap dan membawa tas ransel berada di tengah hutan berhadapan dengan sosok Genderuwo.
Sambil membuka baju dan rok untuk dijadikan alas, siswi tersebut berbaring ketanah dan disusul sosok Genderuwo tersebut hingga aksinya dipergoki warga.
Sayangnya, postingan Tante Nuri tersebut banyak menuai kritikan warganet. Pasalnya video tersebut terkesan rekayasa dan setingan untuk mencari keuntungan.
“Tante Nuri BisA bikin konten yg sopan gak padahal sy lihat kaamu muslim, nyari uang yg benar ajalahhh, masa konten kyk gini,” tulis Wandri Saharudin dalam kolom komentar.
“Tante Nuri tlg! klau buat konten yg mendidik jgn ginia gk da berguna bikin contoh baik buat ank” bangsa mungkin buat x hanya konten ttep aj gk baik,” tambah Mami.
Banyak para netizen tak percaya dengan video tersebut dikarenakan pemeran perempuan bertato di bagian pundak saat membuka baju.
“Masak bocah sekolah Tato nya Segede tampah….bohong bgt…ngwek celana juga ngak di buka cuma di tindih doang ….konten pa,koclok.,” bantah akun Irna Laraswati.
Menanggapi video tersebut, Sekretaris LSM GeNaH Aditya Beny berharap para kreator video dapat menyajikan tanyangan yang mendidik dan memberikan contoh baik kepada masyarakat luas.
“Seharusnya para kreator video entah youtuber maupun yang lain, menyajikan video yang mendidik agar dijadikan contoh yang baik untuk masyarakat. Jangan hanya bertujuan mendapatkan penonton banyak membuat video yang tak pantas di tonton,” responya, Sabtu (12/2/22).
Ia berharap, di era digitalisasi ini, masyarakat juga mampu menyaring semua informasi yang masuk dan memastikan kebenaranya. “Lagi pula masyarakat sekarang sudah pintar, mampu membedakan yang benar atau rekayasa. Cuman yang dikawatirkan dikonsumsi anak – anak kecil,” pungkasnya. (pras)