PLABUHAN, WartaJombang.com — Fenomena turunya harga komoditi hasil partanian pada saat musim panen sudah menjadi momok di kalangan Petani di Kabupaten Jombang. Pasalnya, hal tersebut kembali terulang kepada harga cabai yang anjlok saat musim panen tiba.
Petani asal Desa Plahuhan Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang terancam merugi lantaran hasil panen cabai terusnya mengalami penurunan harga. Siswanto (40) salah satu petani mengaku kecewa dengan penurunan harga cabai yang sangat dratis.
Menurutnya, dalam selang satu hari penurunan harga mencapai Rp. 3.000 yang mana pada saat hari sabtu (16/10) harga masih Rp. 13.000, saat dirinya panen pada hari Minggu (17/10) harga sudah Rp. 10.000.
“Masak dalam selang satu hari saja menurunan mencapai Rp. 3.000, yang kemarin masih Rp. 13.000 sekarang hanya Rp. 10.000,“ keluh Siswanto, Minggu (17/10/21).
Ia mengaku mengalami kerugian jika harga cabai tidak mengalami kenaikan. Biaya produksi hingga perawatan sampai panen membutuhkan biaya yang banyak. Sementara itu, harga jualnya sangat murah.
“Sekarang loya, biaya dari sewa pengolahan sawah singga penanaman sudah mahal. Belum lagi biaya perawatan dan pupuk yang tidak sedikit, ya gak sumbut (tidak sesuai),” paparnya.
Hal serupa dialami Sugeng (53) warga setempat yang juga merugi dari dampak anjloknya harga jual cabai dari petani. Ia mengaku tidak tahu menahu yang mengakibatkan menurunan harga.
“Saya juga rugi, sebabnya apa saya tidak tahu. Apakah ada permainan tengkulak, petani seperti saya juga tidak tahu. Kataya harga cabai dipasar masih mahal,” tambahnya.
Ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Jombang mampu menstabilkan harga cabai agar petani tidak terus merugi. Karena tanaman lainya seperti jagung diserang hamantikus.(pras/w2)