WartaJombang.com — Lagi, proyek rabat beton yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) tahun 2022 di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur sudah mengalami kerusakan.
Berdasarkan pantauan wartajombang.com pada Rabu, 31 Januari 2024 terlihat rabat beton sudah mengalami kerusakan, bahkan sudah berlubang dan ditumbuhi rumput. Diduga dikerjakan tidak sesuai spek.
Diketahui pada prasasti yang berada di lokasi tertulis, Nama kegiatan pembangunanjalan lingkungan dengan Volume : TPJ.55M x 1.70M x 0,60M.Rabat Beton,137M x 4M x 0,15M, Lokasi : Dusun Bulurejo, Jumlah Dana : Rp 150.000.000 (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) tahun 2022.
Hal itu menunjukan, jika pekerjaan proyek yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) yang berada di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak terkesan amburadul dan dikerjakan asal asalan.
Diberitakan sebelumnya, Bantuan Keuangan khusus (BKK) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang yang di alokasikan kepada Pemerintah Desa yang peruntukan dan lokasi dan besarannya ditetapkan oleh pemerintah Daerah berdasarkan usulan Desa. BKK tersebut guna untuk mempercepat akselarasi pembangunan perdesaan dalam rangka menyeimbangkan pertumbuhan perekonomian Desa melalui pembangunan atau peningkatan infrastruktur.
Sebagai penerima penerima bantuan yang sudah melakukan proses Pengusulan,dan di kelola sesuai usulan tentunya terbangunkan dengan kwalitas yang bermutu dan sangat baik karna guna dapat menunjang kemudahan mobilitas para pengguna jalan dan menunjang perekonomian masyarakat sekitar.
Namun malah sebaliknya seperti yang terjadi pada pembangunan rabat beton dan tembok penahan jalan tahun 2023 yang bersumber dari Anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) tepatnya di Dusun Kajangan, Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur sudah mengalami kerusakan parah. Diduga di kerjakan asal-asalan,dan tidak sesuai spek, Selasa (30/01/2024).
Hasil investigasi Tim, LSM Generasi Nasional Hebad (GENAH), dan wartajombang.com pada senin, 29 Januari 2024 siang, terdapati bangunan jalan rabat beton dan tembok penahan jalan pada ruas lingkungan yang sama.
Terlihat kondisi bnagunan sudah mengalami kerusakan di sepanjang ruas seperti aus retak,dan retak dalam. Kerusakan di nilai begitu parah,diduga disebabkan karena kwalitas pekerjaan yang sangat buruk dan permainan spek bangunan karna di nilai tidak wajar sudah terjadi kerusakan melihat nilai Anggaran begitu besar.
Terdapat prasasti desa yang terletak pada masing-masing bangunan,dengan detail keterangan;
1. Nama Kegiatan; Pembangunan Rabat Beton.Jenis; Beton, 1pc : 2ks : 3pr, Pembesian 8.Lokasi; Dusun Kajangan,RT.04 RW.01,Volume; 368M x 4,00M x 0,15M.Anggaran; Rp 450.000.000,-.
pelaksana; Tim Pelaksana Kegiatan,
2. Nama Kegiatan;pemb.Tembok Penahan Jalan (TPJ).Jenis; Pas.Batu Kali,1pc : 4ps. Pelesteran dan Siar.lokasi; Dusun Kajangan,RT.04 RW.01.Volume; 396M x 1,30M x 0,60M. Anggaran Rp 300.000.000,-. Pelaksana; Tim Pelaksana Kegiatan,
Beny Sekertaris LSM Generasi Nasional Hebad (GeNaH) merasa heran dengan adanya dua kegiatan pembangunan pada tahun 2023 baru memasuki tahun anggaran 2024 sudah mengalami kerusakan.
“Parah sekali pekerjaan dengan nilai sebesar itu dengan jarak pekerjaan tahun 2023 sekarang tahun 2024 saya lihat ke lokasi pekerjaan memang sudah mengalami kerusakan rata di spanjang ruas jalan,jika memang Spek pekerjaan itu di kerjakan dengan sesuai perencanaan yang benar tidak mungkin dalam jarak yang masih di anggap baru di kerjakan tapi sudah mengalami kerusakan dengan separah itu,” terang Beny, Selasa (30/1/2024).
Lanjut Beny, menduga kuat adanya permainan pada sepesifikasi tidak sesuai perencanaan pada saat proses pekerjaan untuk mendapatkan keuntungan.
“Dugaannya ya ada permainan pada spesifikasi bertujuan untuk mencari keuntungan dari pembangunan itu sangat lahh bisa terjadi karena pembangunan itu bisa sebagai jembatan untuk mendapatkan keuntungan,” tambahnya.
Beny menyinggung dugaan kuat ada kerugian negara dalam kegiatan pembangunan dua infrastruktur tersebut dengan total nilai fantastis mencapai ratusan juta rupiah.
“Kita hanya menduga Bisa saja menjadi kerugian jika memang pekerjaan itu tidak sesuai perencanaan dan penganggaran melihat dari hasil pekerjaannya seperti itu dan harus ada pertanggungjawaban,” pungkasnya. (dan/pras)