Sejarah

Peradaban Jombang

WARTAJOMBANG.com — Kali ini akan membahas awal mula peradaban Jombang mulai dari sejarah fosil manusia hingga nenekmoyang manusia yang kita ambil dari buku Sejarah Budaya Jombang.

Jenis fosil manusia tertua yang ditemukan di sepanjang Lembah Bengawan Solo jelas merupakan penduduk asli Pulau Jawa. Selain Homo Wajakensis yang merupakan penduduk asli Benua Australia, tidak diketahui mereka yang lain termasuk suku bangsa apa. Manusia purba ini dikenal memiliki budaya sesuai dengan jamannya.

Menurut Dr. R. Soekmono dalam Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, bahwa pada masa prasejarah, kebudayaan manusia asli Indonesia berkembang mulai Masa Diluvium (Pleistocen atau Jaman Es) dikenal sebagai Peradaban Palaeolithikum (Batu Tua) dan Masa Alluvium (Holocen) dikenal tahapan Peradaban Mesolithikum (Batu Tengah), dan Neolithikum (Batu Muda).

Pada jaman Neolithikum (2.000 Th Sebelum Masehi) inilah masuknya bangsa Austronesia yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Peradaban dan kebudayaan yang dicapai bangsa Austronesia di nusantara inilah yang kemudian dianggap sebagai Dasar Pokok Kebudayaan Nusantara. Tentu saja anasiranasir Paleolithikum dan Mesolithikum ikut membentuk dasar, karena itu yang sudah dicapai oleh penduduk asli nusantara.

Sementara para ilmuwan lebih meyakini, bahwa nenek moyang kita adalah bangsa Austronesia yang baru masuk nusantara ini pada 2.000 tahun sebelum Masehi. Puluhan, ratusan ribu, bahkan jutaan tahun sebelumnya penduduk asli nusantara sudah ada, yaitu mulai 2,5 juta tahun lalu. Sejak jaman prasejarah (batu tua, batu tengah, batu muda, jaman logam) sampai jaman sejarah. dengan dikenalnya tulisan. Dalam artian sejak jadi bangsa nomaden hingga menetap.

Pada masa neolithikum ini terjadi revolusi yang sangat besar pada peradaban nusantara. Pada masa sebelumnya (mesolithikum) sebenarnya sudah ada benih-benih perubahan, namun pada masa neolithikum inilah terjadinya puncak perubahannya, karena masuknya kebudayaan baru yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu bangsa Austronesia.

Semula penduduk Indonesia sangat bergantung kepada alam, yaitu dengan berburu, menangkap ikan, dan mencari atau mengumpulkan bahan makanan yang sudah disediakan oleh alam. Kedatangan bangsa Austronesia ini mengubah prilaku dengan mulai memproduksi atau memasak makanan.

Peradaban di wilayah nusantara waktu itu sudah lebih mapan, karena sejak masa mesolithikum mereka mulai mempunyai tempat tinggal tetap di gua-gua, tidak lagi nomaden atau berpindahpindah.

Di wilayah Jombang sendiri dengan ditemukannya fosil manusia purba di Kabuh, Pucangan, dan Kalibeng. Telah memberi bukti bahwa diwilayah ini telah ada tanda-tanda kehidupan sejak jutaan tahun lalu. Penemuan fosil rahang gajah dan kerang-kerang raksasa di hutan Desa Kromong dekat Dusun Banyuasin Lor, Kecamatan Ngusikan yang terkumpul dalam satu cekungan seperti wadah merupakan bukti lain.

Mungkin sekali kerang-kerang tersebut dulunya dikonsumsi manusia purba atau memang ada sejak tanah tersebut masih berupa lautan. Bila memang dikonsumsi manusia maka kehidupan mereka masih dalam taraf berburu, menangkap ikan/kerang, dan mengumpulkan makanan lain yang telah disediakan oleh alam.

Ketika bangsa Austronesia pada 2.000 tahun sebelum Masehi. memasuki wilayah nusantara, ada kemungkinan penyebarannya sampai ke wilayah Kabuh dan sekitarnya. .Alasannya kenapa mereka memilih tanah Kabuh sebagai tempat tinggal, karena wilayah tersebut termasuk tanah tua, yang jelasjelas sebelumnya sudah ada peradaban.

Tetapi yang menjadi misteri adalah adanya temuan Saluran Air Bawah Tanah di Made (Gua Made), Kecamatan Kudu dan di Sumberkenongko, Kecamatan Ngusikan. Kedua saluran ini dibuat pada jaman apa? Wujudnya gabungan antara struktur bata (merah) dengan batu andesit. Kalau dari jaman mesolithikum atau neolithikum tidak mungkin, karena peralatan yang mereka buat masih dari batu dan tulang. Mungkinkah itu fenomena Kerajaan Atlantis atau Java Nusantara? Tentunya waktu yang akan menjawab.(pras)

Recent Posts

Incumbent Berpeluang Lanjut Dua Periode Pada Pilkada Jombang 2024

Warta Jombang -- Pilkada Jombang 2024, Incumbent masih berpeluang untuk melanjutkan progres pembangunannya di Kabupaten Jombang. Hal itu disampaikan Wakil… Read More

2 minggu ago

Hak Jawab, Manajer Afco: Kami Tidak Menjual Produk Kedaluarsa dan Tidak Berizin

Warta Jombang -- Pihak Afco Fresh menepis atas hasil temuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jombang yang telah melakukan… Read More

4 minggu ago

TPID Jombang Temukan Mamin Kedaluarsa dan Tak Berizin Saat Sidak Sambut Hari Raya Idul Fitri 2024

Warta Jombang -- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) lakukan Inspeksi medadak (sidak) makanan dan minuman (mamin) sambut Idul Fitri 2024… Read More

1 bulan ago

Perhutani KPH Jombang Gelar Doa Bersama Peringati Hari Jadi Perhutani Yang ke 63 Tahun

Warta Jombang -- Perhutani KPH Jombang (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Peringati Hari Jadi ke 63 jatuh pada tanggal 29 Maret 2024,… Read More

1 bulan ago

Polres Jombang Musnahkan Ribuan Botol Miras dan Tetapkan Dua Tersangka

Warta Jombang -- Polres Jombang memusnahkan barang bukti berupa ribuan botol miras setelah melakukan penggrebekan pada tempat karaoke berkedok cafe… Read More

1 bulan ago

Polres Jombang Berhasil Amankan 1.650 Botol Miras dan 7 Penjual

Warta Jombang -- Polres Jombang mulai getol memberantas peredaran minuman keras (miras) dengan membentuk Timsus Saber Miras. Selama 2 hari… Read More

1 bulan ago